Pages

Pages - Menu

Minggu, 08 Maret 2015

CACAT MATA

Mata normal (Emetropi) adalah mata yang dalam keadaan istirahat tidak berakomodasi bayangan jatuh tepat pada retina dan memiliki titik dekat 25 cm, serta titik jauh tak terhingga (~).clip_image002Mata dinyatakan cacat biasanya karena berkurangnya daya akomodasi mata atau kelainan bentuk mata. Seseorang yang mengalami kelainan atau ketidak normalan pada daya akomodasi matanya misalkan tidak bisa melihat jauh, tidak bisa melihat dekat atau tidak mampu membedakan garis lurus maka orang tersebut dikatakan mengalami cacat mata atau ametropi. Cacat mata semacam ini dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata, lensa kontak ataupun dengan jalan operasi.

1.  Rabun Jauh (Miopi)

Seseorang yang menderita rabun jauh atau dikatakan berpenglihatan dekat (terang dekat) biasanya memiliki titik jauh yang terbatas sedangkan titik dekatnya tidak berubah. Hal ini terjadi karena lensa mata kurang mampu memipih sebagaimana mestimya sehingga sinar-sinar sejajar yang berasal dari benda jauh akan berpotongan di depan retina.

Agar dapat melihat normal orang yang mengalami cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata berlensa negatif (divergen) dengan kekuatan lensa sebesar
clip_image008
clip_image010= clip_image012
clip_image010[1]= clip_image014, dimana f ( satuan cm.)
atau clip_image016, f ( satuan meter.)

P : kekuatan lensa (Dioptri)
S = ~ ,
PR : titik jauh mata (cm) ,
S’ = -PR

Contoh:
Seseorang memiliki titik jauh 200 cm. Berapakah kekuatan lensa kaca mata orang tersebut agar ia dapat melihat dengan normal.
Penyelesaian :
Diketahui: PR= (titik jauh) = 200 cm, S = ~ , S’ = - PR = -200
Ditanya : P = ….dioptri
Jawab clip_image008[1]
clip_image010[2]= clip_image012[1]
clip_image010[3]= clip_image014[1]
clip_image010[4]= clip_image018
clip_image010[5]= clip_image020
f = -200 cm
clip_image022 = - 0,5 dioptri

2. Rabun Dekat (Hipermetropi)
Seseorang yang menderita rabun dekat atau dikatakan berpenglihatan jauh (terang jauh) biasanya memiliki titik dekat lebih dari 25 cm, sedangkan titik jauhnya tidak berubah tetap pada jarak yang tak terhingga. Hal ini terjadi karena lensa mata kurang mampu mencembung sebagaimana mestinya sehingga berkas cahaya yang datang dari jarak dekat akan berpotongan di belakang retina.




Agar dapat melihat normal kembali maka penderita cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan kaca mata berlensa positif (konvergen) dengan kekuatan lensa sebesar
clip_image008[2] , f dalam cm
atau clip_image027; dimana f dalam satuan m.

Untuk menentukan nilai f dapat dihitung dengan rumus lensa
clip_image010[6]= clip_image012[2]
clip_image010[7]= clip_image029

dengan
P    : kekuatan lensa (dioptri)
s     : jarak titik dekat mata rata-rata orang normal (25cm) atau jarak benda yang diinginkan
PP  : jarak titik dekat mata orang yang cacat (cm)
S’   = -PP

Contoh:
Seseorang penderita rabun dekat (hipermetropi) mempunyai titik dekat 50 cm. Berapa kuat lensa kaca mata yang harus digunakan agar:
a. ia dapat membaca pada jarak normal.
b. Ia dapat melihat dengan jelas benda yang berjarak 30 cm di depan mata.

Penyelesaian :
Diketahui : PP = 50 cm.
Ditanya : P = .... dioptri (kuat lensa)
Jawab:
a. S = 25 cm ( jarak benda normal)
clip_image010[8]= clip_image031
clip_image010[9]= clip_image033= clip_image035 =clip_image037
clip_image010[10] = clip_image039
f = 50 cm.
jadi P = clip_image041 = 2 dioptri

b. S = 30 cm
clip_image010[11]= clip_image043
clip_image010[12]= clip_image045= clip_image047= clip_image049
clip_image010[13] = clip_image049[1]
f = 75 cm
jadi P = clip_image051 = 4/3 dioptri
3. Mata Tua (Presbiopi)
Seiring bertambahnya umur kemampuan mata seseorang untuk mencembung dan memipihkan lensa mata semakin berkurang. Oleh karena itu, letak titik dekat maupun titik jauh mata akan bergeser pula. Titik dekat presbiopi lebih besar dari 25 cm dan titik jauh presbiopi berada pada jarak tertentu, sehingga orang tersebut tidak bisa melihat dengan jelas baik pada jarak dekat atupun pada jarak yang jauh.
Penderita cacat mata ini dapat ditolong dengan menggunakan kacamata berlensa rangkap atau kacamata bifokal ( kacamata dua fokus).



4. Astigmatisme (Silindris)
Orang yang menderita cacat mata silindris tidak mampu melihat garis garis yang vertikal atau horisontal secara bersama-sama. Hal ini disebabkan karena lensa mata tidak berbentuk sferik (irisan bola) melainkan agak melengkung di bagian tertentu. Cacat mata astigmatisme juga memfokuskan sinar sinar pada bidang vertikal lebih pandak daripada sinar-sinar pada bidang horisontal.
Penderita cacat mata ini dapat ditolong dengan bantuan kacamata silindris sehingga dapat membentuk bayangan yang jelas pada bagian retinanya.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar