3 Jun 2014
Tim fisikawan asal University of Adelaide akhirnya berhasil menciptakan termometer cahaya paling sensitif di dunia, kemampuannya diperkirakan tiga kali lebih tepat daripada termometer terbaik yang pernah ada. Termometer cahaya ini mampu mengukur perbedaan suhu hingga 30 miliar derajat dalam satu detik.
Studi ini diterbitkan dalam jurnal Physical Review Letters, fisikasan asal Institute for Photonics and Advanced Sensing (IPAS) menjelaskan bahwa mereka mampu mengukur suhu dengan presisi 30 milyar derajat. Penelitian ini didukung oleh Australian Research Council and the South Australian Government's Premier's Science and Research Fund.
Fisikawan Ciptakan Termometer Cahaya
Menurut fisikawan Profesor Andre Luiten, mereka yakin temuan termometer cahaya merupakan pengukuran suhu ruangan terbaik yang pernah. Sangat mungkin menciptakan pengukuran suhu yang lebih sensitif di lingkungan kriogenik, atau pengukuran suhu yang sangat rendah mendekati nol.
Profesor Andre Luiten mengatakan, termometer cahaya mampu mengukur perbedaan suhu hingga 30 miliar derajat dalam satu detik. Untuk menekankan bagaimana ketepatan pengukuran suhu, ketika ilmuwan meneliti suhu suatu benda mereka menemukan nilai yang selalu berfluktuasi. Jika Anda dilihat, maka akan ditemukan atom dalam materi selalu bergerak, tapi ilmuwan melihat fluktuasi tanpa henti melalui termometer cahaya. Hal ini menunjukkan bahwa dunia mikroskopis selalu bergerak fluktuasi.
Termometer menembakkan dua warna cahaya, merah dan hijau, ke dalam kristal disk yang sangat halus. Kecepatan dua warna sedikit berbeda dalam kristal tergantung pada suhu kristal itu sendiri. Dengan cara memaksa cahaya beredar ribuan kali di sekitar tepi disk, cara yang sama juga berlaku pada konsentrat dan memperkuat dirinya dalam fenomena kurva yang dikenal sebagai 'whispering gallery'.
Profesor Luiten menjelaskan, para ilmuwan telah mengembangkan teknik baru termometer cahaya yang dapat dirancang ulang untuk pengukuran ultra-sensitif seperti tekanan, kelembaban, kekuatan atau mencari bahan kimia tertentu.
Dengan menggunakan termometer cahaya, mreka mampu mengukur berbagai aspek lingkungan seperti tingkat presisi yang tinggi hanya dengan menggunakan instrumen cukup kecil untuk dibawa kemanapun, memiliki kapasitas untuk merevolusi teknologi yang digunakan diberbagai aplikasi industri dan medis, dimana semua ini memiliki kepentingan besar khususnya industri.
Referensi
World's best thermometer made from light, 02 June 2014, by University of Adelaide. Journal Ref: Nano-Kelvin Thermometry and Temperature Control: Beyond the Thermal Noise Limit. Physical Review Letters, 2014.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar