Proses Terjadinya Pelangi
 – Pelangi adalah salah satu pemandangan yang paling indah yang 
ditawarkan alam – saking indahnya, pelangi telah menginspirasi banyak 
dongeng, lagu, dan legenda. Kita mungkin berani bertaruh bahwa sebagian 
besar seniman di balik dongeng tersebut tidak benar-benar mengetahui 
fenomena pelangi tersebut – seperti kebanyakan orang hari ini.
Tapi ilmu pengetahuan tentang proses 
terjadinya pelangi ini sebenarnya sangat sederhana. Ini merupakan ilmu 
optik dasar. Pada artikel ini, kita akan tahu bagaimana hujan dan 
matahari selaras untuk menciptakan warna di langit.
Pembelokan Cahaya
Proses dasar dari proses terjadinya pelangi adalah pembiasan.
 Cahaya dibelokkan – atau lebih tepatnya, perubahan arah – ketika 
perjalanan dari satu medium ke lainnya. Hal ini terjadi karena cahaya 
bergerak dengan kecepatan yang berbeda pada media yang berbeda.
Untuk
 memahami mengapa cahaya berbelok, bayangkan Anda sedang mendorong 
keranjang belanja di tempat parkir. Tempat parkir adalah salah satu 
“media” untuk keranjang belanja Anda. Jika Anda mengerahkan gaya 
(tenaga) konstan, kecepatan keranjang belanja tergantung pada media 
permukaan yang dilalui – dalam hal ini, permukaan beraspal di area 
parkir. Apa yang terjadi ketika Anda mendorong keranjang belanja dari 
tempat parkir ke daerah berumput? Rumput adalah “media” yang berbeda 
untuk keranjang belanja. Jika Anda mendorong keranjang langsung ke 
rumput, laju keranjang akan melambat. Media rumput memberikan lebih 
banyak perlawanan, sehingga dibutuhkan lebih banyak energi untuk 
memindahkan keranjang belanja.
Tetapi ketika Anda mendorong keranjang 
ke area rumput pada bagian sudut, hal yang terjadi akan berbeda. Jika 
roda kanan menyentuh rumput pertama kali, roda kanan akan melambat saat 
roda kiri masih di jalan aspal. Karena roda kiri bergerak sebentar lebih
 cepat daripada roda kanan, keranjang belanja akan berbelok ke kanan 
ketika bergerak ke rumput. Juga sama sebaliknya, jika Anda bergerak pada
 sudut dari daerah berumput menuju ke daerah beraspal, satu roda akan 
bergerak lebih cepat sebelum roda yang lain dan arah keranjang akan 
berubah.
Demikian pula, seberkas cahaya berubah 
ketika memasuki prisma kaca. Ini adalah sebuah penyederhanaan, tetapi 
kita bisa memperkirakannya seperti ini: Satu sisi gelombang cahaya 
melambat sebelum yang lain, sehingga berkas cahaya tersebut berubah arah
 pada batas antara udara dan kaca (beberapa cahaya benar-benar terpantul
 pada permukaan prisma, tapi sebagian besar bisa melewati prisma). 
Kemudian berkas cahaya akan berbelok arah lagi ketika keluar prisma, 
karena satu sisi gelombang cahaya itu bergerak lebih cepat sebelum yang 
lain.
Selain membelokkan cahaya secara 
keseluruhan, prisma memisahkan cahaya putih menjadi warna komponennya. 
Warna cahaya yang berbeda memiliki frekuensi yang berbeda, yang 
menyebabkan mereka merambat pada kecepatan yang berbeda ketika mereka 
bergerak melalui suatu media.
Sebuah warna yang bergerak lebih lambat 
dalam kaca akan berbelok lebih tajam ketika melawati dari udara ke kaca,
 karena perbedaan kecepatan yang lebih besar. Sebuah warna yang bergerak
 lebih cepat dalam kaca tidak akan banyak melambat, sehingga akan 
menekuk kurang tajam. Dengan cara ini, warna yang membentuk cahaya putih
 dipisahkan menurut frekuensi ketika mereka melewati kaca. Jika kaca 
membelokkan cahaya dua kali, seperti dalam prisma, Anda dapat melihat 
warna dipisahkan lebih mudah. Ini disebut dispersi.
Gambar Proses Terjadinya Pelangi: Sebuah prisma kaca memisahkan cahaya putih menjadi warna komponennya. 
Tetes air hujan dapat membiaskan dan 
menyebarkan cahaya dengan cara dasar yang sama seperti prisma. Dalam 
kondisi yang tepat, pembiasan ini membentuk pelangi. Pada bagian 
berikutnya, kita akan tahu bagaimana proses terjadinya pelangi.
Proses Terjadinya Pelangi
Suatu tetes hujan memiliki bentuk dan 
konsistensi yang berbeda dari prisma kaca, tapi itu mempengaruhi cahaya 
dengan cara yang sama. Ketika sinar matahari putih menerobos kumpulan 
rintik hujan pada sudut yang cukup rendah, Anda dapat melihat warna 
komponen merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan ungu – sebuah 
pelangi. Untuk mudahnya, kita hanya akan melihat warna merah dan ungu, 
warna cahaya di ujung spektrum cahaya tampak.
Gambar di bawah menunjukkan apa yang terjadi ketika sinar matahari menerobos satu tetes air hujan.
Ketika cahaya putih melewati dari udara 
ke dalam setetes air, warna komponen cahaya melambat ke kecepatan yang 
berbeda tergantung pada frekuensi mereka. Sinar ungu berbelok pada sudut
 yang relatif tajam ketika memasuki tetes air hujan itu. Pada sisi kanan
 dari tetesan, beberapa cahaya menembus kembali ke udara, dan sisanya 
dipantulkan ke belakang. Beberapa cahaya yang dipantulkan lewat dari 
sisi kiri tetesan, berbelok saat ia bergerak ke udara lagi.
Dengan cara ini, setiap tetes hujan 
mendispersikan sinar matahari putih menjadi warna komponennya. Jadi 
mengapa saat kita melihat pita warna yang lebar, seolah-olah setiap area
 hujan yang berbeda mendispersikan hanya satu warna saja? Karena kita 
hanya melihat satu warna dari setiap tetes hujan. Anda dapat melihat 
bagaimana proses terjadinya dalam pada gambar dibawah ini.
Gambar Proses Terjadinya Pelangi: Kita hanya melihat satu warna dari setiap tetes hujan.
Ketika tetesan air hujan A 
mendispersikan cahaya, hanya cahaya merah di sudut yang tepat yang 
memantul persis ke arah mata kita. Cahaya warna lainnya keluar atau 
memantul dari sudut yang lebih rendah, sehingga arah pantulan tidak 
tepat ke arah mata kita. Sinar matahari akan menerabas semua tetesan air
 hujan disekitarnya dengan cara yang sama seperti yang dijelaskan di 
atas, sehingga mereka semua akan memantulkan cahaya merah ke pengamat.
Tetesan air hujan B jauh lebih rendah di
 langit, sehingga tidak memantulkan cahaya merah ke mata kita. Pada 
akhirnya, cahaya ungu keluar pada sudut yang benar untuk memantul ke 
arah mata kita. Semua tetes air hujan disekitar tetes air hujan B 
memantulkan cahaya dengan cara yang sama. Tetesan air hujan antara A dan
 B semua memantulkan warna cahaya yang berbeda ke arah mata pengamat, 
sehingga pengamat melihat spektrum penuh warna. Jika Anda naik di atas 
hujan, Anda akan melihat pelangi sebagai lingkaran penuh, karena cahaya 
akan memantul kembali dari segala penjuru dimana kamu berada. Di darat, 
kita melihat busur pelangi yang terlihat di atas cakrawala.
Kadang-kadang Anda bisa melihat pelangi 
ganda — satu pelangi dengan warna tajam dan satu pelangi redup di 
atasnya. Pelangi redup diproduksi dengan cara yang sama seperti pelangi 
dengan warna tajam, tapi cahaya tersebut bukan dipantulkan sekali di 
dalam tetes hujan, melainkan dipantulkan dua kali. Sebagai hasil dari 
refleksi ganda ini, cahaya keluar dari tetes air hujan pada sudut yang 
berbeda, jadi kita melihat pelangi tersebut lebih tinggi. Jika Anda 
perhatikan dengan teliti, Anda akan melihat bahwa warna di dalam pelangi
 kedua akan berada dalam urutan terbalik dari pelangi utama.
Nah, itulah semua hal bagaimana proses 
terjadinya pelangi. Cahaya dan air saling berkombinasi dengan cara yang 
tepat untuk melukiskan gambaran alam yang indah. 
Tidak ada komentar:
Posting Komentar